Asesmen kinerja adalah
penilaian terhadap proses perolehan penerapan pengetahuan dan ketrampilan
melalui proses pembelajaran yang menunjukan kemampuan siswa dalam proses dan
produk. Asesmen kinerja pada prinsipnya lebih ditekankan pada proses
ketrampilan dan kecakapan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. asesmen
sangat cocok digunakakn untuk menggambarkan proses,kegiatan, atau unjuk kerja. Proses,kegiatan, atau unjuk kerja dinilai
melalui pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya. Penilaian unjuk kerja
adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilaian terhadap aktivitas
siswa sebagaimana yang terjadi. Misalnya penilaian terhadap kemampuan siswa
merangkai alat praktikum untuk percobaan sederhana dilakukan selama siswa
merangkai alat, bukan sebelum atau setelah merancang alat.
Asesmen
melibatkan aktivitas siswa yang membutuhkan unjuk ketrampilan tertentu
dan/menciptakan hasil yang telah ditentukan. Karena itu, metodologi asesmen ini
memberikan peluang kepada guru untuk
penilaian pencapaian berbagi hasil pendidikan yang sebenarnya tidak
dapat dijabarkan dalam tes tertulis. Melalui metodelogo ini, asesmen kinerja
memungkinkan guru mengamati siswa saat siswa sedang bekerja atau melakukan
tugas belajar,atau guru dapat menguji hasil-hasil yang dapat dicapai, serta
meniali (judge) tingkat penguasaan / kecakapan yang dicapai siswa.
Berdasarkan
cara melaksanakan asesmen kinerja siswa,dapat dikelompokkan menjadi :
1. Asesmen Kinerja klasikal digunakan untuk mengakses
kinerja siswa secara keseluruhan dalam satu kelas keseluruhan
2. Asesmen Kinerja kelompok untuk mengakses kinerja
siswa secara berkelompok
3. Asesmen Kinerja untuk mengakses kinerja siswa
secara secara individu.
Dalam pelaksanaannya guru dapa mengatur secara fleksibel kinerja-kinerja
yang akan diakses dalam waktu kurun tertentu. Misalnya dalam 2 semster guru
merencanakan untuk mengakses ketrampilan setiap siswa dalam membuat larutan.
Guru merencanakan dalam dua semester tersebut empat kali kegiatan yang menuntut
siswa membuat larutan. Maka guru dapat membagi siswa kedalam empat kelompok siswa
yang akan diases siswa kelompok pertama yang akan diases pada kegiatan
berikutnya. Sehingga setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk dinilai
ketrampilan dalam membuat larutan. Asesmen kinerja yang digunakan oleh guru
tadi adalah asesmen kinerja individu.
Untuk merealisasikan asesmen kinerja, dimulai dengan membuat perencanaan
asesmen yang meliputi tiga fase penting, yaitu :
1. Fase 1 :
mendefinisikan kinerja. Pada tahap ini ditentukan jenis kinerja apa yang inin
dinilai. Misalnya kemampuan menggunakan mikroskop dapat diurai menjadi:membawa
mikroskop dengan benar, mengunakan lensa dengan pembesaran kecil terlebih
dahulu, mengatur pencahayaan,memasang prepart, dan memfokuskan bayangan benda.
2. Fase 2 :
mendesain latihan-latihan kinerja. Setelah kinerja yang akan dinilai ditentukan
tahap berikutnya adalah menyediakan pembelajaran yang memungkinkan aspek kerja
yang akan dinilai dapa muncul. Misalnya guru akan menilai kemampuan
menggunakakn mikroskop, maka KBM yang dipersiapkan adalah praktikum dengan
menggunakakn mikroskop.
3. Fase 3 :
melakukan penskoran dan perekaman/ pencatatan hasil.
Asesmen kinerja bersifat lugas ( fleksibilitas )
dalam pengembangan bagian-bagiannya, tetapi ada beberapa yang perlu
diperhatikan yaitu ketika meninjau faktor-faktor konteks dalam rangka
pengambilan keputusan tentang kapan mengadopsi metode-metode asesmen kinerja.
Asesmen kinerja dapat digunakan
sebagai alternatif dari tes yang sekarang ini banyak digunakan sebagai tolak
ukur berhasil atau tidaknya kegiatan yang terjadi disekolah. Dengan adanya
asesmen kinerja diharapkan proses pengukuran hasil belajar tidak lagi dianggap
sebagai sebuah kegiatan yang tidak menarik dan bukan bagian yang tidak
terpisahkan dari proses pembelajaran. Sehingga penggunaan asesmen kinerja menjadi penting
dalam proses pembelajaran karena dapat memberikan informasi lebih banyak
tentang kemampuan peserta didik dalam proses maupun produk, bukan sekedar
memperoleh informasi tentang jawaban benar atau salah saja.
Atas dasar ini maka penggunaan
kinerja dari tes kertas dan pensil merupakan kebutuhan yang mendesak untuk
dikembangkan dalam proses pembelajaran dan penilaian yang memenuhi standar
nasional pendidikan.
Jenis-Jenis Penialain Asesmen Kinerja, dibedakan
atas 3 dimensi :
• Dimensi yang pertama membedakan antara proses dengan produk
• Dimensi kedua melibatkan antara
pengaturan-pengaturan yang nyata dengan yang tidak nyata.
• Dimensi ketiga melibatkan pengaturan yang tersusun secara alami.
Berikut ini adalah contoh dari asesmen kinerja
dalam menggunakan mikroskop dengan teknik penilaian daftar checklis :
No
|
Aspek Penilaian
|
Skala
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
1
|
Membawa mikroskop dengan benar
|
|
|
2
|
Mengunakan lensa dengan pembesaran kecil terlebih dahulu
|
|
|
3
|
Mengatur pencahayaan
|
|
|
4
|
Memasang prepart
|
|
|
5
|
Memfokuskan bayangan benda
|
|
|
Sumber : Widodo,Ari
, dkk.2007.Pendidikan IPA DI SD,Bandung:UPI
PERSS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar