Kamis, 02 Mei 2013

ASESSMENT KINERJA


Asesmen kinerja adalah penilaian terhadap proses perolehan penerapan pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pembelajaran yang menunjukan kemampuan siswa dalam proses dan produk. Asesmen kinerja pada prinsipnya lebih ditekankan pada proses ketrampilan dan kecakapan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. asesmen sangat cocok digunakakn untuk menggambarkan proses,kegiatan, atau unjuk kerja.  Proses,kegiatan, atau unjuk kerja dinilai melalui pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya. Penilaian unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilaian terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Misalnya penilaian terhadap kemampuan siswa merangkai alat praktikum untuk percobaan sederhana dilakukan selama siswa merangkai alat, bukan sebelum atau setelah merancang alat.
            Asesmen melibatkan aktivitas siswa yang membutuhkan unjuk ketrampilan tertentu dan/menciptakan hasil yang telah ditentukan. Karena itu, metodologi asesmen ini memberikan peluang kepada guru untuk  penilaian pencapaian berbagi hasil pendidikan yang sebenarnya tidak dapat dijabarkan dalam tes tertulis. Melalui metodelogo ini, asesmen kinerja memungkinkan guru mengamati siswa saat siswa sedang bekerja atau melakukan tugas belajar,atau guru dapat menguji hasil-hasil yang dapat dicapai, serta meniali (judge) tingkat penguasaan / kecakapan yang dicapai siswa.
            Berdasarkan cara melaksanakan asesmen kinerja siswa,dapat dikelompokkan menjadi         :
1.      Asesmen Kinerja klasikal digunakan untuk mengakses kinerja siswa secara keseluruhan dalam satu kelas keseluruhan
2.      Asesmen Kinerja kelompok untuk mengakses kinerja siswa secara berkelompok
3.      Asesmen Kinerja untuk mengakses kinerja siswa secara secara individu.

Dalam pelaksanaannya guru dapa mengatur secara fleksibel kinerja-kinerja yang akan diakses dalam waktu kurun tertentu. Misalnya dalam 2 semster guru merencanakan untuk mengakses ketrampilan setiap siswa dalam membuat larutan. Guru merencanakan dalam dua semester tersebut empat kali kegiatan yang menuntut siswa membuat larutan. Maka guru dapat membagi siswa kedalam empat kelompok siswa yang akan diases siswa kelompok pertama yang akan diases pada kegiatan berikutnya. Sehingga setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk dinilai ketrampilan dalam membuat larutan. Asesmen kinerja yang digunakan oleh guru tadi adalah asesmen kinerja individu.
Untuk merealisasikan asesmen kinerja, dimulai dengan membuat perencanaan asesmen yang meliputi tiga fase penting, yaitu   :
1.    Fase 1  : mendefinisikan kinerja. Pada tahap ini ditentukan jenis kinerja apa yang inin dinilai. Misalnya kemampuan menggunakan  mikroskop dapat diurai menjadi:membawa mikroskop dengan benar, mengunakan lensa dengan pembesaran kecil terlebih dahulu, mengatur pencahayaan,memasang prepart, dan memfokuskan bayangan benda.
2.    Fase 2  : mendesain latihan-latihan kinerja. Setelah kinerja yang akan dinilai ditentukan tahap berikutnya adalah menyediakan pembelajaran yang memungkinkan aspek kerja yang akan dinilai dapa muncul. Misalnya guru akan menilai kemampuan menggunakakn mikroskop, maka KBM yang dipersiapkan adalah praktikum dengan menggunakakn mikroskop.
3.    Fase 3  : melakukan penskoran dan perekaman/ pencatatan hasil.

Asesmen kinerja bersifat lugas ( fleksibilitas ) dalam pengembangan bagian-bagiannya, tetapi ada beberapa yang perlu diperhatikan yaitu ketika meninjau faktor-faktor konteks dalam rangka pengambilan keputusan tentang kapan mengadopsi metode-metode asesmen kinerja.
            Asesmen kinerja dapat digunakan sebagai alternatif dari tes yang sekarang ini banyak digunakan sebagai tolak ukur berhasil atau tidaknya kegiatan yang terjadi disekolah. Dengan adanya asesmen kinerja diharapkan proses pengukuran hasil belajar tidak lagi dianggap sebagai sebuah kegiatan yang tidak menarik dan bukan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran. Sehingga  penggunaan asesmen kinerja menjadi penting dalam proses pembelajaran karena dapat memberikan informasi lebih banyak tentang kemampuan peserta didik dalam proses maupun produk, bukan sekedar memperoleh informasi tentang jawaban benar atau salah saja.
            Atas dasar ini maka penggunaan kinerja dari tes kertas dan pensil merupakan kebutuhan yang mendesak untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran dan penilaian yang memenuhi standar nasional pendidikan.

Jenis-Jenis Penialain Asesmen Kinerja, dibedakan atas 3 dimensi      :
• Dimensi yang pertama membedakan antara proses dengan produk
• Dimensi kedua melibatkan antara pengaturan-pengaturan yang nyata dengan yang tidak nyata.
• Dimensi ketiga melibatkan pengaturan yang tersusun secara alami.

Berikut ini adalah contoh dari asesmen kinerja dalam menggunakan mikroskop dengan teknik penilaian daftar checklis           :
No
Aspek Penilaian
Skala
Ya
Tidak
1
Membawa mikroskop dengan benar


2
Mengunakan lensa dengan pembesaran kecil terlebih dahulu


3
Mengatur pencahayaan


4
Memasang prepart


5
Memfokuskan bayangan benda



Sumber : Widodo,Ari , dkk.2007.Pendidikan IPA DI SD,Bandung:UPI PERSS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar